Senin, 24 September 2012

Ekuitas


Istilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownershipyang berarti kekayaan bersih perusahaan. Secara sederhana, ia diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi total pasiva.Dalam sebuah perusahaan komponen ekuitas terdiri dari saham, laba ditahan dan agio saham yang semuanya merupakan milik perusahaan itu sendiri. Dalam beberapa hal atau dalam kaitannya dengan kebutuhan modal untuk ekspansi, ekuitas sering juga diartikan sebagai modal kepemilikan (equity of capital). Artinya jika perusahaan membutuhkan dana untuk pengembangan usaha maka salah satu alternatif sumbernya bisa berasal dari modal sendiri.
Dalam hal ini perusahaan bisa menerbitkan saham baru dan menjualnya kepada pihak lain, atau pemegang saham yang ada. Pihak lain disini bisa investor perorangan ataupun  investor lembaga seperti bank investasi (invesment banking). Jika saham baru dijual secara terbatas pada satu pihak tertentu sering disebut dengan istilah private placement. Tapi jika saham baru ditawarkan kepada masyarakat luas berarti perusahaan mengarah menjadi perusahaan terbuka lewat proses penawaran umum saham (go public).

Persoalannya pilihan mana yang lebih disukai oleh perusahaan? Ini semua tergantung kepada pemegang saham pendiri yang biasanya juga sebagai pemegang saham mayoritas. Jika private placement yang menjadi pilihan, maka alternatifnya penambahan modal bisa berasal dari pemegang saham atau pihak lain yang diundang sebagai investor baru. Proses private placement relatif lebih sederhana dibandingkan dengan penawaran umum (go public). Sebab, sumber dana berasal dari pemegang saham pendiri atau satu pihak yang bersedia menjadi pemegang saham baru. Praktis, proses private placement relatif tidak berbelit-belit sehingga lebih cepat. Untuk kebutuhan investasi yang bersifat mendesak biasanya perusahaan lebih suka memilih menambah modal melalui private placement.
Kelemahan private placement terletak pada keterbatasan dana yang bisa disediakan mengingat investor baru yang diundang sebagai pemegang saham baru sifatnya terbatas. Karena itu kemampuan dananya juga terbatas.

Alternatif lain yang bisa dilakukan perusahaan untuk menambah modal atau ekuitas adalah melakukan penawaran umum saham (initial public offering/IPO) atau go public.  Perusahaan bisa menerbitkan saham baru dari portepel dan menjualnya ke masyarakat luas. Go public berarti mengundang publik menjadi pemegang saham perusahaan. Praktis, nantinya setelah go public, komposisi pemegang saham akan mengalami perubahan dimana akan ada sebagian saham perusahaan yang dimiliki oleh publik.

Kelebihan go public adalah tersedianya dana yang tidak terbatas untuk kebutuhan investasi perusahaan. Dana milik masyarakat tidak terhitung jumlahnya, apalagi masyarakat itu tidak hanya terbatas masyarakat lokal atau domestik tetapi juga masyarakat internasional. Berapapun yang dibutuhkan perusahaan bisa dipenuhi melalui go public.

Meski jumlah dana yang tersedia di publik tidak terbatas, bukan berarti perusahaan dengan mudah bisa memperolehnya dari publik. Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi agar masyarakat bersedia membeli saham yang ditawarkan, agar masyarakat yang membeli sahamnya merasa tidak dirugikan. Syarat itu antara lain yang prinsip adalah bersikap terbuka atau transparan.
Karena setelah go public, ada masyarakat sebagai pemegang saham maka perusahaan harus bersedia melaporkan setiap kejadian penting kepada masyarakat pemegang saham. Perusahaan harus dikelola secara profesional, akuntable, dan selalu berusaha mendapatkan keuntungan yang optimal agar masyarakat sebagai pemegang saham bisa menikmati investasinya baik berupa dividen maupun capital gain.

Dengan go public, perusahaan tidak hanya mendapatkan suntikan modal baru sesuai dengan nilai nominal saham yang ditawarkan, tetapi sekaligus juga memperoleh agio saham yang bisa dijadikan modal ekspansi. Agio adalah selisih nilai nominal saham dengan nilai penawaran saat IPO. Misalnya, nilai nominal saham Rp500 dan saham ditawarkan pada harga Rp900.
Maka agio sahamnya adalah Rp400 per saham. Agio ini oleh perusahaan bisa dijadikan sebagai tambahan modal. Kelak nilai agio ini juga bisa dikonversi menjadi saham bonus yang dibagikan secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. (Tim BEI) (//rhs)